Hukum membantu orang lain/pun keluarga :

Kadang ketika kita maju, banyak orang yang minta bantuan kita, baik keluarga maupun teman or tetangga kita, apakah yang harus kita lakukan untuk menyikapi hal tersebut

.

Dalam membantu orang, yang paling penting diperhatikan adalah sikap mental orang tersebut. Ada beberapa tipe orang,

Tipe-tipe tersebut adalah :

1. Orang yang membutuhkan bantuan karna terdesak. Tipe ini wajib kita bantu, karena mereka tetap berusaha, walaupun belum menghasilkan apapun, tipe ini biasanya mempunyai sifat tidak mau diam, egois dan punya harga diri tinggi. Mereka minta pinjaman dalam bentuk hutang.

2. Tipe kedua adalah orang yang minta bantuan, untuk modal usaha, mereka mempunyai konsep yang sangat jelas dalam hidupnya. Mereka berprinsip mereka akan berhasil.

3. Tipe ketiga adalah bergantung, biasanya mereka mempunyai omongan yang manis, dan suka menjelek-jelekan orang lain. Kalau mengenal lebih dekat tentang mereka. Mereka adalah orang yang mengeluhkan hidupnya. Banyak alasan untuk menjelaskan ketidak berhasilan mereka.

4. Tipe keempat adalah tipe penipu, mereka yang paling sulit di indentifikasi dari yang lainnya karena pandai, mengatur gerak-gerik mereka agar dapat mendapat bantuan.

Itulah tipe yang paling banyak kita temui dalam kehidupan kita. Jadi pandailah menilai.

Dalam membantu, ada aturan yang harus kita pegang. Kita tidak boleh membantu orang, sampai kita menghancurkan diri sendiri, karena kita harus membantu banyak orang, jadi jangan korbankan diri anda untuk membantu orang lain.

Dalam membantu orang, kita hanya memberikan pendapatan kita 2,5 % sampai maksimum 10%. Kenapa hal ini perlu ditetapkan, ini untuk mencegah pihak yang membantu mengalami kehancuran finansial.

Karna ketika pihak yang membantu, mengalami kehancuran finansial, akan terjadi beberapa hal :

1. Dia akan mengalami banyak sakit hati.

2. Dia akan banyak mendapat penghinaan.

3. Dia akan kesulitan mendapat kebangkitan, karena segala bantuan hampir tidak ada. Dan menimbulkan tekanan jiwa yang menimbulkan putus asa.

Ingat, kita harus suka memaafkan, tapi yang perlu dicermati, ambil pelajaran dari setiap kejadian.