Ir. Sudiyono

Semua orang yang akan menghadapi interviu kerja, pasti akan bersiaga dan mempersiapkan dirinya. Ini dihadapi oleh setiap orang baik yang fresh graduate ataupun yang melamar pekerjaan, situasi interviu sering kali menimbulkan ketegangan. Termasuk juga karyawan yang menghadapi interviu untuk promosi jabatan ataupun pindah ke divisi yang lain. Biasanya akan mengalami perasaan tegang atau dag dig dug. Kadang kita melihat banyak ulah dari interviuman ini, ada yang diam dan menjawab seperlunya karena tegang, ada yang jaga imej sampai prilakunya dibuat-buat dan tidak normal alias aneh, ada juga yang berlatih jawaban sesuai pertanyaan di buku-buku yang ada dipasaran.


Sebenarnya dalam setiap interviu atau wawancara baik kandidat ataupun pewawancara biasanya tegang. Banyak pewawancara bingung mau menanyakan apa atau sibuk mencari pertanyaan yang dirasa mengena. Ada juga yang membolak-balik CV selama interviu, sekedar menegaskan apa yang ada di CV. Bahkan ada penginterviu yang terlalu banyak bertanya, yah kandidat jadinya cuma angguk-angguk saja. Kadang kalau diperhatikan lebih cermat, ada juga yang bingung dan tidak bisa membedakan mana yang baik atau buruk.

Hal yang pasti dalam interviu baik kandidat atau pewawancara harus membuat persiapan yang matang. Disatu sisi banyak tenaka kerja yang nganggur dan disisi lain perusahaan susah mencari kandidat yang tepat. Jadi sebenarnya jika kandidat dan pewawancara sedikit saja berupaya lebih keras untuk saling mengerti dan mau membuka diri, persentasi keberhasilan rekrutment pasti meningkat.

Dalam menghadapi interviu kerja ada yang perlu disiapkan :

1. Menerawang Jabatan

Dalam kondisi intirviu, seorang pewawancara bertugas menerawang kandidat apakah cocok menempati jabatan yang dilamar. Tentu yang diterawang adalah apakah kapasitas kandidat cocok untuk jabatan yang dilamar dan dapat bekerja secara sempurna. Apakah sikap, prilaku dan keahlian kandidat cocok dengan jabatan yang dilamar. Dengan waktu 1 sampai 2 jam, tanggung jawab ini tidak ringan.

Kita dapat melihat suatu pekerjaan dengan mudah. Misal teller bank jika kita tanya semua orang apa tugasnya. Pasti semua orang dapat menjawab. "Menerima dan Membayarkan uang. Jika kita tanya lagi, "Apakah saudara tahu, seberapa lelah kerja teller" maka semua orang akan berfikir keras berapa tenaga, waktu dan kerja seputar posisi tersebut.

Dengan pemahaman yang mendalam, penggalian informasi terhadap pekerjaan yang dilamar. Maka penerawangan dapat dilakukan dengan lebih mudah. Untuk pewawancara, dengan menganalisa yang tajam mengenai posisi yang akan diisi, maka pembicaraan akan terfokus. Pewawancara tinggal mencocokan pengalaman sukses dan gagal kandidat, dengan tuntutan skill, pengetahuan, sikap dan kultur perusahaan. Maka baik kandidat atau pewawancara tidak akan membuang waktu.

2. Menemukan Daya Tarik

Dalam interviu pewawancara akan berhadap-hadapan muka dengan kandidat. Hal ini akan menimbulkan suasana tegang dan jika pewawancara sudah malas mengadakan koneksi dengan kandidat, maka sulit menemukan kandidat yang cocok. Ingatkan diri anda bahwa semua kandidat punya sisi yang unik.

Pendalaman tentang hal yang disuka atau tidak disuka, apakah orang itu gampang diatur atau tidak dan potensi kepemimpinannya, hanya dapat dilihat ketika kita mendalami seseorang.

Kandidat juga tidak ada salahnya menampilkan daya tarik, atau sesuatu yang unik dari dirinya. Tapi bukan berarti berlebihan tapi ketika kandidat nyaman dengan jadi diri sendiri maka akan jadi pribadi yang menarik.

3. Jangan Kabur/ndak jelas

Tidak dapat dihindari di setiap interviu asumsi pribadi, baik positif atau negatif akan muncul. Asumsi adalah sesuatu yang baik hanya tinggal diasah dan dilatih, maka akan jadi senjata untuk menganalisa dan mengambil kesimpulan. Tapi sebaiknya waspada agar tidak tertipu dengan pengambilan kesimpulan yang terburu-buru. Kita perlu sadari setiap kandidat akan berusaha menampilkan kesan pertama yang mengesankan. Misal dengan penampilan yang menarik atau mengunakan kata-kata untuk membuat hati kita terangkat. Agar penilaian terhadap kandidat lebih akurat, kita harus keluar dari jebakan omongan, dan mengumpulkan bukti nyata dan tegas sebelum mengambil kesimpulan tentang kandidat.
Label: |
0 Responses

Posting Komentar