Ibuku adalah pribadi anggun ramah dan penuh Kasih sayang, dia adalah wanita yang taat beragama dan Memegang teguh prinsip hidupnya. Pribadi yang menyenangkan dan wanita yang penuh senyum.
Kisah hidupnya dimulai jam 2 pagi saat dia terbangun, dia selalu melaksanakan sholat tahajud dan mendoakan semua keluarga dan anak-anaknya, panjang sekali doanya, biasanya selesai jam 3 pagi. Setelah selesai berdoa dia menyiapkan barang dagangan yang akan dijualnya dalam dua tas plastik yang selalu dibawanya ketika bekerja, biasanya isinya adalah 1 botoi aqua 1 liter teh manis, dan alat-alat yang dapat membantunya bekerja seperti buku dan pulpen juga. Jam 4 pagi dia sudah berangkat diatas sepeda kumbangnya mengayuh sepeda kejalan raya yang 1 kilo meter jauhnya. Dan dia menitipkan sepeda kepada kenalannya yang sudah menjadi langganannya selama bertahun-tahun.
Dia adalah wanita yang jarang bicara, dia adalah wanita yang lebih suka mendengarkan kawannya bicara, sering temennya berceloteh yu kok jarang bicara, sambil tersenyum dia kan yayuk lagi bicara kalau aku bicara jadi bentrok dia pun dan kawannyapun tersenyum. Walaupun dia jarang bicara tapi kehadirannya selalu membuat senang orang disekitarnya.
Dia adalah wanita yang lincah dan dinamis sigap dalam melakukan banyak hal. Kata-katanya santun dan tidak pernah membuat sakit hati orang di sekitarnya. Dan dia adalah wanita yang pantang menyerah, dalam setiap usaha yang dijalaninya. Jujur dan sabar dalam menghadapi orang disekelilingnya. Dia tidak pernah mengeluh dengan setiap luka yang dideritanya.
Dengan sepeda kumbang tuanya, dia mengayuh sepedanya tampa kenal lelah demi membantu ekonomi keluarganya. Dan tampa segan membantu semua handai tolannya agar dapat mencari nafkah. Kedatangannya selalu ditunggu baik oleh anaknya, keluarganya, pelanggannya maupun teman-temannya. Karena kedatangannya membawa ceria disekitarnya. Dia tidak pernah menampakan kemarahan baik dalam ucapan maupun tingkah lakunya. Walau ketika banyak teman usahanya tidak dapat membayar hutang mereka kepadanya. Dan dia selalu tersenyum, mungkin mereka dalam kesulitan kata dia. Kalau menurutku sekarang dia adalah wanita yang selalu berfikir positip dalam setiap kejadian yang menimpa hidupnya.
Dia adalah pribadi yang kuat dalam hitungannya karna tampa kalkulator dia bisa sangat cepat menghitung jumlah harga dari setiap barang yang di beli pelanggannya. Dia selalu mencatat semua transaksi yang dilakukannya dalam buku hariannya yang tidak tebal. Dan hampir tidak pernah salah.
Setiap waktu sholat Dhuhur datang dia menutup barang daganyannya dengan selembar plastik lusuh dan menitipkan jualannya untuk minta dijaga oleh teman dagang disebelahnya. Dia adalah wanita yang taat beribadah. Setelah selesai sholat dhuhur dia mulai membereskan dagangannya kedalam goni dan menyusunnya dengan rapih dan mengikatnya dengan tali. Kemudian dia menyuruh kuli untuk membawa barang dagangannya untuk dititipkan di tempat penitipan barang, untuk di angkut besok paginya kepasar yang lain. Setelah mengunci tempat penitipan barang, diapun membeli makanan dan kue untuk anak-anaknya yang menunggunya dirumah. Dia tersenyum membanyangkan rasa senang anaknya, ketika memakan semua yang dibelinya.
Setelah makan dan minum es dan membayar kuli diapun menyetop elep yang selalu mengantarkanya setiap hari pulang dan pergi. Dengan uang yang disiapkannya dia naik dan membayar elep. Dia dengan kelelahan yang dirasakannya bersandar dan mendengarkan obrolan teman-teman disampingnya.
Tampa terasa siang itu panas sangat menyengat. Dengan kaki yang terluka dia tetap tersenyum dan tidak pernah mengeluhkan hidupnya. Sampailah dia dirumah disambut senyum anak-anaknya yang menanti dengan bahagia. Sang ibu pun mengeluarkan makanan yang dibelinya. Anak-anaknya berebut dengan gembira, dia bahagia melihat senyum anak-anaknya. Sambil melepas lelah diapun bercengkrama dengan seluruh keluarganya. Saudara dan anak tetanggapun datang bertamu, untuk nonton tvri tv satu-satunya saat itu. Diapun tersenyum menyambut mereka. Hampir tiap hari rumah sang ibu didatangi semua tetangga dan kerabatnya. Karna sang ibu adalah harapan bagi semua orang. Suka membantu, ramah dan dermawan. Siapakah dia. Dialah Masiri Binti Abas ibuku.
Setiap hari hidupnya, menebarkan kebahagian untuk semua. Hampir tiap acara mushola didesa dialah yang menggerakan semua untuk menyediakan konsumsinya. Tampa kehadirannya semua sangat berbeda.
Kisah hidupnya dimulai jam 2 pagi saat dia terbangun, dia selalu melaksanakan sholat tahajud dan mendoakan semua keluarga dan anak-anaknya, panjang sekali doanya, biasanya selesai jam 3 pagi. Setelah selesai berdoa dia menyiapkan barang dagangan yang akan dijualnya dalam dua tas plastik yang selalu dibawanya ketika bekerja, biasanya isinya adalah 1 botoi aqua 1 liter teh manis, dan alat-alat yang dapat membantunya bekerja seperti buku dan pulpen juga. Jam 4 pagi dia sudah berangkat diatas sepeda kumbangnya mengayuh sepeda kejalan raya yang 1 kilo meter jauhnya. Dan dia menitipkan sepeda kepada kenalannya yang sudah menjadi langganannya selama bertahun-tahun.
Dia adalah wanita yang jarang bicara, dia adalah wanita yang lebih suka mendengarkan kawannya bicara, sering temennya berceloteh yu kok jarang bicara, sambil tersenyum dia kan yayuk lagi bicara kalau aku bicara jadi bentrok dia pun dan kawannyapun tersenyum. Walaupun dia jarang bicara tapi kehadirannya selalu membuat senang orang disekitarnya.
Dia adalah wanita yang lincah dan dinamis sigap dalam melakukan banyak hal. Kata-katanya santun dan tidak pernah membuat sakit hati orang di sekitarnya. Dan dia adalah wanita yang pantang menyerah, dalam setiap usaha yang dijalaninya. Jujur dan sabar dalam menghadapi orang disekelilingnya. Dia tidak pernah mengeluh dengan setiap luka yang dideritanya.
Dengan sepeda kumbang tuanya, dia mengayuh sepedanya tampa kenal lelah demi membantu ekonomi keluarganya. Dan tampa segan membantu semua handai tolannya agar dapat mencari nafkah. Kedatangannya selalu ditunggu baik oleh anaknya, keluarganya, pelanggannya maupun teman-temannya. Karena kedatangannya membawa ceria disekitarnya. Dia tidak pernah menampakan kemarahan baik dalam ucapan maupun tingkah lakunya. Walau ketika banyak teman usahanya tidak dapat membayar hutang mereka kepadanya. Dan dia selalu tersenyum, mungkin mereka dalam kesulitan kata dia. Kalau menurutku sekarang dia adalah wanita yang selalu berfikir positip dalam setiap kejadian yang menimpa hidupnya.
Dia adalah pribadi yang kuat dalam hitungannya karna tampa kalkulator dia bisa sangat cepat menghitung jumlah harga dari setiap barang yang di beli pelanggannya. Dia selalu mencatat semua transaksi yang dilakukannya dalam buku hariannya yang tidak tebal. Dan hampir tidak pernah salah.
Setiap waktu sholat Dhuhur datang dia menutup barang daganyannya dengan selembar plastik lusuh dan menitipkan jualannya untuk minta dijaga oleh teman dagang disebelahnya. Dia adalah wanita yang taat beribadah. Setelah selesai sholat dhuhur dia mulai membereskan dagangannya kedalam goni dan menyusunnya dengan rapih dan mengikatnya dengan tali. Kemudian dia menyuruh kuli untuk membawa barang dagangannya untuk dititipkan di tempat penitipan barang, untuk di angkut besok paginya kepasar yang lain. Setelah mengunci tempat penitipan barang, diapun membeli makanan dan kue untuk anak-anaknya yang menunggunya dirumah. Dia tersenyum membanyangkan rasa senang anaknya, ketika memakan semua yang dibelinya.
Setelah makan dan minum es dan membayar kuli diapun menyetop elep yang selalu mengantarkanya setiap hari pulang dan pergi. Dengan uang yang disiapkannya dia naik dan membayar elep. Dia dengan kelelahan yang dirasakannya bersandar dan mendengarkan obrolan teman-teman disampingnya.
Tampa terasa siang itu panas sangat menyengat. Dengan kaki yang terluka dia tetap tersenyum dan tidak pernah mengeluhkan hidupnya. Sampailah dia dirumah disambut senyum anak-anaknya yang menanti dengan bahagia. Sang ibu pun mengeluarkan makanan yang dibelinya. Anak-anaknya berebut dengan gembira, dia bahagia melihat senyum anak-anaknya. Sambil melepas lelah diapun bercengkrama dengan seluruh keluarganya. Saudara dan anak tetanggapun datang bertamu, untuk nonton tvri tv satu-satunya saat itu. Diapun tersenyum menyambut mereka. Hampir tiap hari rumah sang ibu didatangi semua tetangga dan kerabatnya. Karna sang ibu adalah harapan bagi semua orang. Suka membantu, ramah dan dermawan. Siapakah dia. Dialah Masiri Binti Abas ibuku.
Setiap hari hidupnya, menebarkan kebahagian untuk semua. Hampir tiap acara mushola didesa dialah yang menggerakan semua untuk menyediakan konsumsinya. Tampa kehadirannya semua sangat berbeda.
Posting Komentar